Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

ASKEP KLIEN DENGAN CVA

Written By info download on 11.6.09 | 10:43 AM

Definisi Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA ( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67) Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131) Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United State. Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada usia antara 75 – 85 tahun. (Long. C, Barbara;1996, hal 176). B. Etiologi Penyebab-penyebabnya antara lain: 1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak ) 2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain ) 3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak) (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131) C. Faktor resiko pada stroke 1. Hipertensi 2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif) 3. Kolesterol tinggi 4. Obesitas 5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral) 6. Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi) 7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan kadar estrogen tinggi) 8. Penyalahgunaan obat ( kokain) 9. Konsumsi alkohol (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131) D. Manifestasi klinis Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu antara lain bersifat: 1. Sementara Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap. 2. Sementara,namun lebih dari 24 jam, Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic neurologic defisit (RIND) 3. Gejala makin lama makin berat (progresif) Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution 4. Sudah menetap/permanen (Harsono,1996, hal 67) E. Pemeriksaan Penunjang 1. CT Scan Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark 2. Angiografi serebral Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri] 3. Pungsi Lumbal - menunjukan adanya tekanan normal - tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan 4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik. 5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik 6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena 7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal (DoengesE, Marilynn,2000 hal 292) G. Penatalaksanaan 1. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral . 2. Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi. (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131) H.KOMPLIKASI Hipoksia Serebral Penurunan darah serebral luasnya area cedera (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131) I. Pengkajian a. Pengkajian Primer - Airway Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk - Breathing Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi - Circulation TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, cianosis pada tahap lanjut b. Pengkajian Sekunder 1. Aktivitas dan istirahat Data Subyektif: - kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis. - mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot ) Data obyektif: - Perubahan tingkat kesadaran - Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ), kelemahan umum. - Gangguan penglihatan 2. Sirkulasi Data Subyektif: - Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung, endokarditis bacterial ), polisitemia. Data obyektif: - Hipertensi arterial - Disritmia, perubahan EKG - Pulsasi : kemungkinan bervariasi - Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal 3. Integritas ego Data Subyektif: - Perasaan tidak berdaya, hilang harapan Data obyektif: - Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan, kegembiraan - kesulitan berekspresi diri 4. Eliminasi Data Subyektif: - Inkontinensia, anuria - distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus( ileus paralitik ) 5. Makan/ minum Data Subyektif: - Nafsu makan hilang - Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK - Kehilangan sensasi lidah, pipi, tenggorokan, disfagia - Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah Data obyektif: - Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring ) - Obesitas ( factor resiko ) 6. Sensori neural Data Subyektif: - Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA ) - Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid. - Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati - Penglihatan berkurang - Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka ipsilateral ( sisi yang sama ) - Gangguan rasa pengecapan dan penciuman Data obyektif: - Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif - Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral ) - Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral ) - Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata-kata, reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif, global / kombinasi dari keduanya. - Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil - Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik - Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral 7. Nyeri / kenyamanan Data Subyektif: - Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya Data obyektif: - Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial 8. Respirasi Data Subyektif: - Perokok ( factor resiko ) 9.Keamanan Data obyektif: - Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan - Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewasadaan terhadap bagian tubuh yang sakit - Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali - Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh - Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri 10. Interaksi social Data obyektif: - Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi (Doenges E, Marilynn,2000 hal 292) J. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d terputusnya aliran darah : penyakit oklusi, perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral Dibuktikan oleh : - Perubahan tingkat kesadaran , kehilangan memori - Perubahan respon sensorik / motorik, kegelisahan - Deficit sensori , bahasa, intelektual dan emosional - Perubahan tanda tanda vital Tujuan Pasien / criteria evaluasi ; - Terpelihara dan meningkatnya tingkat kesadaran, kognisi dan fungsi sensori / motor - Menampakan stabilisasi tanda vital dan tidak ada PTIK - Peran pasien menampakan tidak adanya kemunduran / kekambuhan Intervensi : Independen - Tentukan factor factor yang berhubungan dengan situasi individu/ penyebab koma / penurunan perfusi serebral dan potensial PTIK - Monitor dan catat status neurologist secara teratur - Monitor tanda tanda vital - Evaluasi pupil (ukuran bentuk kesamaan dan reaksi terhadap cahaya ) - Bantu untuk mengubah pandangan , misalnay pandangan kabur, perubahan lapang pandang / persepsi lapang pandang - Bantu meningkatakan fungsi, termasuk bicara jika pasien mengalami gangguan fungsi - Kepala dielevasikan perlahan lahan pada posisi netral . - Pertahankan tirah baring , sediakan lingkungan yang tenang , atur kunjungan sesuai indikasi Kolaborasi - Berikan suplemen oksigen sesuai indikasi - Berikan medikasi sesuai indikasi : • Antifibrolitik, misal aminocaproic acid ( amicar ) • Antihipertensi • Vasodilator perifer, missal cyclandelate, isoxsuprine. • Manitol 2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d kerusakan batuk, ketidakmampuan mengatasi lendir Kriteria hasil: - Pasien memperlihatkan kepatenan jalan napas - Ekspansi dada simetris - Bunyi napas bersih saat auskultasi - Tidak terdapat tanda distress pernapasan - GDA dan tanda vital dalam batas normal Intervensi: - Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan sekresi - Posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan memberikan pengeluaran sekresi yang optimal - Penghisapan sekresi - Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas setiap 4 jam - Berikan oksigenasi sesuai advis - Pantau BGA dan Hb sesuai indikasi 3. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat pernapasan Tujuan : Pola nafas efektif Kriteria hasil : - RR 18-20 x permenit - Ekspansi dada normal Intervensi : o Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan. o Auskultasi bunyi nafas. o Pantau penurunan bunyi nafas. o Pastikan kepatenan O2 binasal o Berikan posisi yang nyaman : semi fowler o Berikan instruksi untuk latihan nafas dalam o Catat kemajuan yang ada pada klien tentang pernafasan DAFTAR PUSTAKA 1. Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996 2. Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993 3. Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta, Depkes, 1996 4. Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC ,2002 5. Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC, 2000 6. Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university press, 1996
10:43 AM | 0 comments

ASKEP KLIEN DENGAN GASTRITIS

ASKEP GASTRITIS. Pengertian adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Etiologi 1.Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.2.Bahan-bahan kimia3.Merokok4.Alkohol5.Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.6.Refluks usus ke lambung.7.Endotoksin.PatogenesisSeluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosif karena keadaan-keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah : a) kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H+ meninggi, b) perfusi mukosa lambung yang terganggu, c) jumlah asam lambung.Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Di samping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mukosa barrier rusak, menyebabkan difusi balik ion H+ meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mukosa barrier oleh cairan usus.Manifestasi KlinisGambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Manifestasi tersebut adalah:1.Muntah darah2 Nyeri epigastrium3.Neusa dan rasa ingin vomitus4.Nyeri tekan yang ringan pada epigastriumPada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan kesadaran.Pemeriksaan Diagnostik1.Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.2.Histopatologi.3.Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu memberikan hasil yang memuaskan.PengobatanPengobatan lebih ditujukan pada pencegahan terhadap setiap apsien yang beresiko tinggi, hal yang dapat dilakukan adalah ;1.Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.2.Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.3.Pemberian obat-obat H+ blocking, antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain.Dahulu sering dilakukan kuras lambung menggunakan air es untuk menghentikan perdarahan saluran cerna atas, tapi tak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa tindakan tersebut memberikan manfaat dalam menghentikan perdarahan saluran cerna atas. Proses Keperawatan Gastritis AkutDiagnosisKeperawatan1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan laksantif, dan atau penyimpangan persepsi dengan tubuh.2.Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) yang berhubungan dengan diet.3.Gangguan gambaran tubuh yang berhubungan dengan persepsi yang tidak akurat tentang diri4.Kebutuhan koping individu yang berhubungan dengan perasaan hilangk kontrol rasa takut dengan bertambah besar dan/atau respons pribadi terhadap disfungsi keluarga.5.Ketidakefektifan koping keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan dan untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga.6.Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan kondisi dan kurangnya keterampilan kopingIntervensi/Implementasi KeperawatanPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan laksantif, dan atau penyimpangan persepsi dengan tubuh.1.Izinkan klien memilih makanan (makanan rendah kalori tidak diperbolehkan)2.Buat struktur waktu makan dengan batasan waktu (misalnya 40 menit)3.Hilangkan distraksi (misalnya pembicaraan, menonton televisi) selama waktu makan4.Sebutkan waktu untuk makan, menghidangkan makanan, dan batas waktu makan; informasikan pada klien bahwa bila makanan tidak dimakan selama waktu yang telah disediakan, akan dibuat penggantian metode pemberian makanan yang lain.5.Bila makanan tidak dimakan, lakukan pemberian makan melalui selang, NGT sesuai pesanan dalam keadaan seperti ini jangan berikan penawaran pada klien.6.Lakukan metode pemberian makan pengganti setiap kali klien menolak untuk makan per oral.7.Jauhkan perhatian selama makan bila klien menolak untuk makan.8.Jangan biarkan klien "mengemut" makanan.9.Kurangi perhatian saat makanTerapi Modifikasi Perilaku1.Klien mencapai peningkatan berat badan setiap hari karena adanya keinginan dari klien.2.Perpisahan dari keluarga selama beberapa waktu akan sangat membantu.3. Beralih pada aktivitas yang menyenangkan.4. Intervensi keperawatan pembatasan bersifat teknis.5. Isolasi sosial.6. Komunikasi yang bermanfaat.7. Berikan penghargaan pada klien hanya bila ia mengalami kenaikan berat badan.8. Tindakan konsisten harus dipertahankan.9. Setiap anggota staf harus mempunyai laporan akhir per shift tentang suatu keputusan10.Cegah manipulasi staf dengan ceria.Pencegahan manipulasi staf dengan cerita, melalui membuat dan pertahankan batasan yang ketat, dan diskusikan tentang batasan dan konsekuensinya, bila melanggar batasan tersebut dengan cara yang tidak menghukum, rujuk pada perilaku manipulatif.11. Ukur berat badanUkur BB dengan akurat; a) timbang klien setiap hari sebelum makan pagi, b) timbang klien hanya dengan gaun, cegah untuk menyembunyikan sesuatu yang berat pada tubuh, c) tetapkan perilaku yang dapat diterima bila mencapai berat badan yang telah ditetapkan, d) dorongan perawatan bertanggung jawab untuk peningkatan berat badan.Kriteria Evaluasi1. Klien mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan nutrisi.2. Menerima masukan kalori adekuat untuk mempertahankan berat badan normal.3. Mengikuti kembali pola makan yang normal.Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) yang berhubungan dengan diet.1. Pantau masukan dan haluan; simpan catatan di kantor perawat, dan observasi dengan sesederhana mungkin.2. Pantau pemberian cairan dengan elektrolit /NPT sesuai pesanan; temani klien ketika mandi untuk mencegah pengosongan cairan intravena.3. Pantau tanda vital sesuai kebutuhan.Kriteria Evaluasi1. Klien menunjukkan hidrasi diperlukan secara adekuat.2. Keseimbangan antara masukan dan haluaran.Gangguan gambaran tubuh yang berhubungan dengan persepsi yang tidak akurat tentang diri1. Berikan hubungan positif dan penghargaan pada sesuatu yang dilakukan dengan baik oleh klien.2. Kembangkan pengalaman yang berhasil3. Mulailah melakukan dengan tugas-tugas yang mudah.4. Fokuskan pada hal-hal yang positif.5. Berikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan pikirannya6. Anjurkan klien untuk menguraikan tentang gambaran dirinya dan membicarakan perasaan tentang diri.7. Anjurkan higiene yang baik dan berpakaian 8. Berikan respons secara faktual dan konsisten terhadap pertanyaan klien mengenai diet dan nutrisiKriteria Evaluasi1. Klien mengungkapkan pikiran positif tentang diri sendiri.2. Mulai menerima diri sebagai orang yang kurusKebutuhan koping individu yang berhubungan dengan perasaan hilangk kontrol rasa takut dengan bertambah besar dan/atau respons pribadi terhadap disfungsi keluarga.1. Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan2. Observasi dan catat respons terhadap stres.3. Ajukan untuk datang bila stres.4. Hindarkan menarik perhatian Anda dari ritual atau emosional klien yang behubungan dengan makan, makanan, dan sebagainya.5.Dukung upaya klien pada penentuan diri, khususnya bila dengan keluarga.6. Tingkatkan tehnik reduksi stres.7. Berikan dorongan pada orang terdekat.Kriteria Evaluasi1. Klien mulai menunjukkan ketrampilan koping positif.2. Mempertahankan berat badan selama periode stres.3. Mencapai dukungan dan sumber-sumber yang tepat.Ketidakefektifan koping keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan dan untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga1. Berikan dorongan pada klien dan keluarga untuk mengatakan pikiran, persepsi, dan perasaan.2. Tunjukkan area yang tidak disetujui oleh klien dan anggota keluarga.Tentukan persepsi setiap anggota keluarga tentang apa yang telah dikatakan orang lain untuk memberikan penekanan keterampilan mendengar.Tekankan pada klien dan anggota keluarga tentang pentingnya menggunakan kata "Saya" dan menerima tanggung jawab untuk diri dengan kehadiran anggota keluarga, jasilah penasehat bagi klien dan berupaya menjadi pendukung pada penentuan diri.3. Arahkan kembali pada kontrol konflik antara klien dan arang tua/orang terdekat terhadap makanan dan terhadap isu-isu yang berhubungan dengan jam malam, aktivitas sekolah, kepuasan kerja, dan, seterusnya.4. Rujuk keluarga pada perawatan psikiatri yang berkelanjutan.Kriteria Evaluasi1. Klien mulai mengenal kebutuhan orang lain.2. Mengidentifikasi area di mana kebutuhan serta harapan tidak terpenuhi.3. Memberikan respons yang tepat terhadap dukungan yang diberikan.4. Mencari bantuan bila diperlukan.Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan kondisi dan kurangnya keterampilan koping1. Berikan penekanan panduan nutrisi dan bagaimana cara mengatasi diet ketika jauh dari rumah.2. Diskusikan dengan klien pentingnya pengkajian ulang kebutuhan kalori setiap 2 sampai 4 minggu.3. Berikan dorongan penggunaan teknik penatalaksanaan stres.4. Tingkatkan peogram latihan yang teratur.5. Berikan dorongan kunjungan perawatan tindak lanjut dengan dokter dan konselor.Kriteria Evaluasi1.Klien mengungkapkan pentingnya perubahan gaya hidup untuk mempertahankan berat badan yang normal.2.Klien mencari sumber konseling untuk membantu mengadakan perubahan.3. Klien berusaha mempertahankan berat badan.Sumber :Smeltzer & Bare (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGCDoengoes. (2000). Rencana Asuhan Keperawaan, Jakarta: EGC
10:41 AM | 0 comments

Tyroid Disease

Written By info download on 8.6.09 | 11:54 AM

What is thyroid disease? The thyroid gland is located in the base of the neck on both sides of the lower part of the voice box and upper part of the wind pipe. A hormone from the pituitary gland stimulates the thyroid, causing it to make thyroid hormone. A thyroid that is working as it should will maintain the right amount of hormones needed to keep the body's metabolism working at a rate that is not too fast or too slow. Thyroid disease occurs when the thyroid gland makes too much or too little thyroid hormone. Thyroid disease is divided into two catagories (Note: These are not the only forms of thyroid disease--there is also thyroid enlargement which can accompany either of these or be associated with normal thyroid function): * Hyperthyroidism - Overproduction of thyroid hormone * Hypothyroidism - Underproduction of thyroid hormone What causes Hyperthyroidism and Hypothyroidism? Hyperthyroidism occurs when the thyroid makes too much thryoid over a short or long period of time. Many diseases and conditions can cause this problem, including: * Graves' disease * Noncancerous growths of the thyroid gland or pituitary gland * Irritation and swelling of the thyroid due to inflammation or infection (thyroiditis) Graves' disease accounts for 85 percent of all cases of hyperthyroidism. Hypothyroidism occurs when the thyroid gland fails to produce enough thyroid hormone. The most common cause of hypothyroidism is Hashimoto's thyroiditis, a disease of the thyroid gland where the body's immune system attacks the gland. Other causes include: * Surgical removal of the thyroid * Radiation to the neck, chest or brain or treatment with radioactive iodine * Birth defects * Inflammation of the gland due to a viral infection * Inadequate production of the pituitary hormone that stimulates the thyroid * Too much or too little iodine in the diet * Some medications such as lithium or amiodarone What are the symptoms of Hyperthyroidism and Hypothyroidism? Hyperthyroidism symptoms include: * Weight loss * Increased appetite * Nervousness * Restlessness * Heat intolerance * Increased sweating * Fatigue * Frequent bowel movements * Menstrual irregularities * Enlarged thyroid * Palpitations or irregular heartbeat Hypothyroidism symptoms include: (Early) * Weakness * Fatigue * Cold intolerance * Constipation * Weight gain * Depression * Joint or muscle pain * Thin, brittle fingernails * Thin and brittle hair * Paleness (Late) * Slow speech * Dry, flaky skin * Thickening of the skin * Puffy face, hands, and feet * Decreased taste and smell * Thinning of eyebrows * Hoarseness * Abnormal menstrual periods In addition to symptoms people with hypothyroidism may have increased cholesterol levels. Should I get a Thyroid test? "Yes," says the American Thyroid Association (ATA). It recommends thyroid testing in all adults beginning at age 35, with follow-up testing every five years. Routine thyroid testing is advised because thyroid disease is very common. If detected early, it can be treated without delay. According to the ATA, half of the people with thyroid problems do not they have them. Women are more likely then men to have thyroid disorders. Women on thyroid hormones should check thyroid hormone levels annually and more frequently during pregnancy. Excessive use of thyroid hormone can contribute to bone loss (osteoporosis). If you have a family history of autoimmune disease, you are also more likely to have thyroid problems. In such a case, regular checkup of the thyroid gland is highly recommended. How is thyroid disease diagnosed? Thyroid disease can be difficult to diagnose because symptoms are shared with other common conditions. A diagnosis is usually made by taking a medical history and a physical exam. Your doctor will check your neck and ask you to lift up your chin. You may be asked to swallow during the exam, which helps to feel the thyroid and any mass in it. Other tests your doctor may include: 1. A blood test of thyroid function 2. A radioactive thyroid scan 3. A test to measure iodine uptake by the thyroid A simple blood test measuring thyroid stimulating hormone (TSH) test can identify thyroid disorders even before symptoms begin. TSH screening is routinely performed in the United States on newborns as part of each state's newborn screening program. When thyroid disease is caught early, treatment can control the disorder even before symptoms begin. What is the treatment of Hyperthyroidism and Hypothyroidism? Treatment for Hyperthyroidism depends on the cause of the condition and the severity of symptoms. It is usually treated with antithyroid medications, radioactive iodine (which destroys the thyroid and stops the excess production of hormones), or surgery to remove the thyroid. If the thyroid must be removed with radiation or surgery, replacement thyroid hormones are taken for the rest of your life. Beta-blockers are used to treat some of the symptoms including rapid heart rate, sweating, and anxiety. The purpose of treatment for Hypothyroidism is to supply the body with the extra thyroid hormone it needs to function properly. Levothyroxine is the most commonly used medication. The lowest dose effective in relieving symptoms and normalizing the TSH is used. Medication must be continued even when symptoms stop. Thyroid hormone levels should be watched yearly after the correct dose of medication is determined. Life-long therapy is needed.
11:54 AM | 0 comments

Download Askep Format PDF

Tambahan Duit

Download Askep Format MS. Word