Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Showing posts with label MATERI KOMUNITAS. Show all posts
Showing posts with label MATERI KOMUNITAS. Show all posts

FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKESMAS

Written By info download on 24.10.08 | 10:37 AM

A. EKONOMI

Untuk dapat memahami bagaiman pentingnnya ekonomi dalam pelayanan kesehatan dan hal yang signifikan dalam keperawatan pengetahuan dasar dari terminologi kunci ekonomi sangat essensial.

Ekonomi adalah sains sosial yang berkaitan dengan masalah –masalah yang memakai atau menggunakan sumber-sumber dalam cara yang paling efisien guna mencapai kepuasan yang sepenuhnya dari keinginan masyarakat yang tidak ada batasnya ( Heider-Dorneich, 1978). Ekonomi kesehatan berkaitan dengan masalah – masalah yang menghasilkan dan mendistribusikan sumber –sumber pelayanan kesehatan.

1. Teori –Teori Ekonomi

Dua teori dasar bisa diaplikasikan untuk studi dan meraih pengertaian tentang ekonomi : teori mikro dan makro ekonomi. Teori mikro ekonomi berhubungan dengan studi alokasi dan distribusi pendapatan.

Prinsip dasar yang dipakai untuk teori mikro ekonomi adalah mengenai suplai dan permintaan. Bila suplai dari produk atau jasa meningkat, permintaan menurun akan berdampak harga menjadi rendah, Sebaliknya bila permintaaan meningkat suplai produk / jasa menurun harga akan meningkat.

Sedangkan makro ekonomi berkaitan dengan studi stabilitas dan pertumbuhan dari ekonomi seluruhnya, Faktor-faktor yang menentukan pendapatan, tingkat harga umum dan laju pertumbuhan ekonomi. Teori berhubungan dengan yang besar ( kelompok ) variabel yang mempengaruhi seluruh ekonomi.

2. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKONOMI PELAYANAN KESEHATAN

Empat faktor instrumental penting mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sistem pelayanan kesehatan : inflasi harga, tehnologi, intensitas dan perubahan demografi penduduk.

a. INFLASI HARGA

Inflasi harga merupakan masalah ekonomi yang besar, inflasi umum mempengaruhi harga bahan-bahan dan jasa-jasa, termasuk biaya pelayanan kesehatan yang meningkat rata-rata 12 % lebih cepat dari pada indeks biaya pengguna jasa.

Inflasi pada pelayanan kesehatan tetap merupakan faktor dominan dalam ekonomi kesehatan menurut isu sekarang. Sejumlah asumsi telah dibuat mengenai alasan inflasi pelayanan kesehatan :

(1) Karena pendapatan meningkat dan lebih banyak orang mendapat asuransi kesehatan, memanfaatkan sistem dan permintaan pelayanan juga meningkat.

(2) Belanja meningkat sebagai respon terhadap upah di Rumah Sakit, sehingga sewaktu produktivitas pegawai lamban dan untuk mengimbanginya diperlukan lebih banyak pegawai.

(3) Peningkatan suplai, perlengkapan dan pengeluaran untuk gaji dampak dari pertumbuhan dan jumlah perusahaan asuransi.

(4) Harga-harga tenaga pelayanan yang baru dan mahal meningkat

(5) Harga – harga meningkat karena bangunan mahal, mahalnya pemeliharaan fasilitas rumah sakit yang sudah ada.

(6) Perubahan cara hidup pemakai jasa dan bahaya lingkungan menciptakan serangakain bahaya yang memerlukan pelayanan kesehatan.

(7) Peningkatan jasa pelayanan yang berdasarkan kemasyarakatan menambah keseluruhan perbelanjaan.

b. TEHNOLOGI DAN INTENSITAS

Tehnologi medis telah didefinisikan oleh Congressional Office of Technology Assesment sebagai “ Tatanan teknik-teknik, obat-obatan, perlengkapan dan prosedur prosedur yang dipakai oleh profesional pelayanan kesehatan yang menyajikan pelayanan medis kepada individu dan sistem dimana pelayanan disajikan “ ( Banta, 1990 ).

Yang dimaksud intensitas adalah penggunaan tehnologi, suplai dan jasa pelayanan kesehatan oleh atau atas nama klien. Intensitas mencakup dan merupakan bagian dari usaha – usaha pembangunan tehnologi. Profesional kesehatan seperti dokter menjadi ketergantungan kepada tehnologi untuk menegakkan diagnosa dan pengobatan. Itu menjadi bahan-bahan penting yang harus dibeli sebagai tehnologi untuk klien. Perawat juga menjadi ketergantungan kepada tehnologi untuk memantau kemajuan klien dan membuat ketentuan untuk asuhan keperawatan. Masyarakat dengan peningkatan kecanggihan mengenai kesehatan dan kebutuhan pelayanan kesehatan menghendaki penggunaan laboratorium, radiologi, diagnostik, pelayanan terapautik sebagai pengobatan.

c. PERUBAHAN DEMOGRAFI PENDUDUK

Perubahan demografi mengakibatkan beban pemerintah terhadap kesehatan masyarakat menjadi lebih meningkat, apalagi dalam waktu waktu belakangan telah terjadi peningkatan angka kemiskinan yang membuat pemerintah memberikan bantuan pengobatan melalui surat miskin, askeskin, dll.

B. ETIKA DAN PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dalam membuat ketentuan moral biasanya kita melihat berbagai peraturan prinsip-prinsip atau teori-teori. Peraturan menyatakan bahwa kegiatan tertentu harus / tidak harus dilaksanakan , karena itu benar / salah.

Contohnya adalah bahwa “ perawat harus selalu mengatakan yang benar kepada klien”. Prinsip

APLIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

Dalam keperawatan kesehatan masayarakat prinsip baik dapat diaplikasikan dalam (1) menyeimbangkan bahaya dan keutungan bagi populasi klein dan (2) didalam pemakaian untuk analisa keuntungan biaya dalam penentuan dampak kepada populasi klien.

Menyeimbangkan bahaya dan keuntungan

Jasa yang membawa keseimbangan besar dari kebaikan diatas keburukan atau untung diatas malapetaka adalah sejalan dengan peraturan penggunaan. Peraturan tersebut berasal dari prinsip kebaikan dan mencakup kewajiban moral untuk menimbang –nimbang keuntungan terhadap bahaya demi peningkatan keuntungan dan mencegah terulangnya bahaya ( Beauchamp dan Childriss )

SOSIAL DAN KULTURAL YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN KESEHATAN

Yang dipakai sebagai pokok pembicaraan dari bab ini adalah tentang kesehatan yang bukan hanya berdasarkan pengetahuan dari penyakit fisik saja, tatapi juga atas pengaruh dari sosiokultural. Seringkali perawat harus merencanakan dan memberikan asuhan kepada individu / keluarga yang kepercayaan kesehatan berbeda dari faham perawat. Guna memberikan pelayanan yang efektif dan cocok perawat harus mengenal pentingnya pengaruh budaya dan nilai-nilai kultural.

A. ARTI BUDAYA

Budaya memungkinkan kita untuk interprestasi lingkungan dan kegiatan orang di sekeliling kita agar kita bisa berperilaku yang sesuai. “ Kebudayaan terdiri dari standart untuk menentukan apa yang akan terjadi, bagaimana pendapat orang dan bagaimana agar bisa bergaul dengan mereka ( Goodenough, 1966 )

B. KONSEP – KONSEP YANG RELEVAN DENGAN BUDAYA

1. Holisme / Seutuhnya

Antropologi percaya bahwa kebudayaan adalah fungsi yang terintegrasi seluruhnya dengan bagian interelasi dan interdependensi. Demikian juga budaya lebih baik dipandang dan dianalisa secara menyeluruh. Berbagai komponen dari budaya seperti politik, ekonomi, agama, persaudaraan dan sistem kesehatan, melakukan fungsi yang terpisah tetapi kemudian bercampur membentuk perbuatan yang menyeluruh. Jadi untuk mengetahui sistem dari sesesorang harus memandang masing-masing hubungannya dengan orang lain dan dari keseluruhan kulturnya. ( Benedict, 1934 )

Perubahan budaya biasanya mengundang tantangan –tantangan baru dan berbagai masalah. Perubahan meliputi adaptasi kreatif dari perilaku yang terdahulu yang disebabkan karena bahasa, adat, kepercayaan, sikap , tujuan, undang-undang, tradisi dan kode moral. Pada saat yang terdahulu sudah keluar dari mode atau kurang bisa diterima dan menjadi sumber konflik yang potensial ( Elling, (1977).

2. Enkulturasi

Adalah proses mendapatkan pengetahuan dan menghayati nilai-nilai. Melalui proses ini orang bisa mendapatkan kompetensi dari budayanya sendiri. Anak-anak melihat orang tua dan mengambil kesimpulan tentang peraturan demi perilaku. Pola-pola perilaku menyajikan penjelasan untuk kejadian dalam penghidupan seperti, dilahirkan, maut, remaja, hamil, membesarkan anak, sakit, penyakit.

3. Etnosentris

Adalah suatu kepercayaan bahwa hanya budayanya sendiri yang terbaik. Sangat penting bagi perawat untuk tidak berpendapat bahwa hanya caranya sendiri yang terbaik dan menganggap ide orang lain tidak diketahui atau dipandang rendah.

4. Stereotip

Stereotip atau sesuatu yang bersifat statis / tetap merupakan kepercayaan yang dibesar-besarkan dan gambaran yang dilukiskan dengan populer dalam media massa dan ilmu kebangsaan. Sifat ini juga menyebabkan tidak berkembangnya pemikiran seseorang

5. Nilai – nilai Budaya

Sistem budaya mengandung berbagai orientasi nilai. Nilai merupakan bentuk kepercayaan bagaimana seseorang harus perperilaku, kepercayaan adalah sesuatu pernyataan yang tujuannya berpegang kepada kebenaran tapi mungkin boleh atau tidak boleh berlandaskan kenyataan empiris. Salah satu elemen yang paling penting tergabung dalam budaya dan nilainya . Nilai ini bersama memberikan stabilitas dan keamanan budaya, menyajikan standart perilaku. Bila dua orang bersama-sama memiliki budaya yang serupa dan pengalamanya cenderung serupa, nilai-nilai mereka akan serupa, walaupun dua orang tersebut tidak mungkin pola nilai yang tetap serupa, namun mereka cukup serupa untuk mengenal kesamaan dan untuk mengidentifikasi“ yang lain sama seperti saya “ ( Gooenough, 1966)

C. PERBEDAAN BUDAYA

Sesungguhnya karena tradisi berbeda budaya dan peningkatan mobilitas, budaya yang harmoni jarang ditemukan. Pada individu yang kulturnya harmonis cenderung mempunyai kesamaan sikap, perhatian dan tujuan.

1. Koletifitas Etnis

Adalah kelompok dengan asal yang umum, perasaan identitas dan memiliki standart perilaku yang sama. Individu yang dibesarkan dalam kelompok seperti itu mengikuti budaya oleh norma-norma yang menentukan jalan pikiran dan perilaku mereka ( Harwood, 1981 )

2. Shock Budaya

Adalah salah satu sebab karena bekerja dengan individu yang latar belakang kulturnya berbeda. Shock budaya sebagai perasaan yang tidak ada yang menolong dan ketidaknyamanan dan kondisi disorientasi yang dialami oleh orang luar yang berusaha beradaptasi secara komprehensif atau secara efektif dengan kelompok yang berbeda akibat perbedaan praktek nilai-nilai dan kepercayaan.( Leininger, 1976). Perawat dapat mnegurangi shock budaya dengan mempelajari tentang perbedaan kelompok budaya dimana ia terlibat. Penting untuk perawat mengembangkan hormat kepada orang lain yang berbeda budaya sambil menghargai perasaan dirinya. Praktik perawatan kesehatan memerlukan toleransi kepercayaan yang bertentangan dengan perawat.

3. Pola Komunikasi

Kendala yang paling nyata timbul bila kedua orang berbicara dengan bahasa yang berbeda. Kebiasaan berbahasa dari klien adalah salah satu cara untuk melihat isi dari budaya. Menurut Kluckhohn,1972, bahwa tiap bahasa adalah merupakan jalan khusus untuk meneropong dan interprestasi pengalaman tiap bahasa membuat tatanan seluruhnya dari asumsi yang tidak disadari tentang dunia dan penghidupan. Kendala untuk komunikasi bisa saja terjadi walaupun individu berbicara dengan bahasa yang sama. Perawat kadang kesulitan untuk menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang sederhana, bebas dari bahasa yang jlimet yang klien bisa menangkap. Sangat penting untuk menentukan bahwa pesan kita bisa diterima dan dimengerti maksudnya.

4. Jarak Pribadi dan Kontak

Jarak pribadi adalah ikatan yang tidak terlihat dan flesibel. Pengertian tentang jarak pribadi bagi perawat kesehatan masyarakat memungkinkan proses pengkajian dan peningkatan interaksi perwat – klien. Profesional kesehatan merasa bahwa mereka mempunyai izin keseluruh daerah badan klien.. Kontak yang dekat sering diperlukan perawat saat pemeriksaan fisik, perawat hendaknya berusaha untuk mengurangi kecemasan dengan mengenal kebutuhan individu akan jarak dan berbuat yang sesuai untuk melindungi hak privasi.

5. Pandangan Sosiokultural Tentang Penyakit dan Sakit

Budaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala cara memberi etiket kepada penyakit, juga mempengaruhi bilamana, bagaimana, dan kepada siapa mereka harus mengkomunikasikan masalah –masalah kesehatan dan berapa lama mereka berada dalam pelayanan. Karena kesehatan dibentuk oleh faktor –faktor budaya, maka terdapat variasi dari perilaku pelayanan kesehatan, status kesehatan, dan pola-pola sakit dan pelayanan di didalam dan diantara budaya yang berbeda beda.

Perilaku pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan sosial dan biologis individu yang disertai penghormatan kepada mempertahankan akseptabilitas status kesehatan atau perubahan kondisi yang tidak bisa diterima. Perilaku pelayanan kesehatan dan status kesehatan saling keterkaitan dan keduanya dipengaruhi oleh kekuatan sosiokultural, seperti ekonomi, politik, pengaruh lingkungan dan sistem kesehatan ( Elling, 1977)

D. FAKTOR – FAKTOR SOSIOKULTURAL MASYARAKAT

Yang berikut ini adalah daftar faktor-faktor sosiokultural yang menonjol yang harus dikaji dalam masyarakat :

1. Pengaruh – pengaruh yang selalu ada yang membagi orang kedalam kelompok – kelompok dalam masyarakat seperti etnis, agama, kelas sosial, pekerjaan, tempat tinggal, bahasa, pendidikan, jenis kelamin, kesuksesan dan umur.

2. Kondisi-kondisi yang menimbulkan konflik sosial dan / atau jalur sosial

3. Sikap terhadap kelompok minoritas, anak muda dengan orang dewasa, pria dengan wanita.

4. Pembagian masyarakat kedalam tetangga atau distrik dengan karakteristiknya

5. Jalur-jalur formal dan informal untuk komunikasi diantara berbagai program dan masyarakat

6. Kendala-kendala timbul akibat perbedaan kepercayaan budaya praktek

7. Politik orientasi dimasyarakat (sikap terhadap autoritas serta pemakaiannya pada masalah kesehatan )

8. Pola-pola migrasi baik didalam maupun diluar masyarakat dan pengaruhnya terhadap jasa pelayanan kesehatan

9. Hubungan agama dan pengobatan dalam masyarakat ( siapa dan apa penyebab dari penyakit dan bagaimana cara mencegahnya)

10. Bentuk penyakit atau sakit yang dipandang oleh berbagai anggota masyarakat bagaimana hal itu bisa timbul ( kondisi budaya yang spesifik, seperti penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara panas dan dingin atau penyakit yang disebabkan oleh magig )

E. FAKTOR – FAKTOR SOSIOKULTURAL KELUARGA DAN / ATAU INDIVIDU

Bila mengkaji keluarga atau individu perawat kesehatan masyarakat harus menyadari yang berikut :

1. Kekhasan keluarga, peranan yang dipegang oleh keluarga dan kerabat, pola-pola pemukiman

2. Berbagai jenis ritual dan berbagai upacara yang dianggap penting dalam siklus kehidupan seperti kelahiran, kematian, masa ramaja, pernikahan.

3. Kepercayaan kesehatan dan nilai-nilai anggota keluarga dan arti sosial yang bergantung kepada kesejahteraan dan sakit :

a. Kepercayaan mengenai organ tubuh dan / atau sistem dan bagaimana cara berfungsinya.

b. Metoda tertentu yang dipakai untuk mempertahankan kesehatan, seperti higiene dan praktek merawat diri sendiri

c. Sikap terhadap immunisasi, penyaringan dan usaha-usaha pencegahan yang lain

d. Kepercayaan dan praktek diseputar konsepsi, hamil, melahirkan, laktasi dan membesarkan anak

e. Sikap terhadap penyakit mental, cacat, mati.

4. Orang dalam keluarga yang bertanggung jawab untuk berbagai keputusan mengenai kesehatan, apa yang akan dikerjakan bila sakit, kemana minta tolong, siapa yang akan melihat, dan nasihat yang bagaimana yang akan ditaati.

5. Topik kesehatan yang sensitif atau dilarang oleh klien

6. Kemungkinan konflik diantara keluraga mengenai kepercayaaan kesehatan dan prakteknya dari program kesehatan yang sudah ditentukan.

7. Kepercayaan dan peraturan dan pilihan atau keraguan mengenai makanan yang biasa diyakini sebagai penyebab atau obat untuk penyakit.

8. Cara yang sesuai dengan budaya bila memasuki atau keluar dari ruangan, termasuk salam , ucapan selamat jalan, dan jam yang memudahkan kunjungan.

F. KONSEP-KONSEP KUNCI / RANGKUMAN

1. Budaya memungkinkan kita untuk bisa menginterprestasi lingkungan dan kegiatan orang seputar kita dan berperilaku dengan cara yang sesuai

2. Sementara antropologi memandang budaya sebagai satu tatanan peraturan menyiapkan individu untuk berperilaku dan menginterprestasikan perilaku orang lain.

3. Konsep holisme memerlukan perilaku orang agar tidak terkurung dari konteks dimana berlangsung dan budaya dipandang dengan baik dan dianalisa secara keseluruhan.

4. Budaya tidak pernah statis tapi merupakan proses yang konstan untuk menambah dan mengurangi elemen-elemen,.

5. Enkulturasi merupakan proses mendapatkan pengetahuan dan penghayatan nilai-nilai, dengan proses tersebut untuk memeperoleh kompetensi kultur

6. Karena kita seringkali memandang dunia dari pandangan kita, seringkali kita menganggap budaya kita adalah yang terbaik / etnosentris.

7. Sangat penting bagi perawat untuk mempertimbangkan caranya sendiri sebagai yang terbaik dan ide orang lain tidak diperdulikan dan dipandang inferior.

8. Stereotip adalah kepercayaan yang dibesar-besarkan dan image-image yang dimunculkan dalam media sebagai kriteria kebangsaan. Biasanya image-image itu palsu;menyelubungi perbedaan yang penting dikalangan kelompok dan membesar-besarkan itu diantara kelompok.

9. Nilai – nilai budaya adalah panduan yang menonjol dan tekun mempengaruhi pikiran dan kegiatan orang.

10. Orang yang dibesarkan didalam koletifitas etnis ( kelompok yang sama dari asal yang biasa, perasaan identitas dan mempunyai standart perilaku yang sama ) seringkali memerlukan dari pengalaman itu norma-norma budaya yang menentukan jalan pikiran dan perilaku dari anggota individu itu.

11. “Shock budaya “ adalah salah satu pengaruh karena bekerja dengan individu yang latar belakang kulturnya berbeda

12. Mobilitas masyarakat dan perbedaan budaya meningkatkan kecenderungan perawat mau kontak dengan berbagi cara hidup menurut budaya dan tradisi.

10:37 AM | 0 comments

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER / PRIMARY HEALTH CARE ( PHC )

A. DEFINISI

Pelayanan Kesehatan Primer / PHC adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa diraih, yang essensial dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.

Adalah Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metoda dan tehnologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta deengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semanggat untuk hidup mandiri ( Self reliance ) dan menntukan nasib sendiri ( self Determination )

B. TINJAUAN SEJARAH

Gerakan PHC dimulai resmi pada tahun 1977, ketika sidang kesehatan WHO ke 30. Pada konferensi international 1978 di Alma Alta ( Uni Soviet) pada tanggal 12 September 1978, ditentukan bahwa tujuan agar menemukan titik temu dengan PHC. Resolusi dikenal dengan Health For All by the Year 2000 ( HFA 2000) atau sehat untuk semua di tahun 2000 adalah merupakan target resmi dari bangsa-bangsa yang tergabung dalam WHO.

Pada tahun 1981 setelah diidentifikasi tujuan kesehatan untuk semua dan startegi PHC untuk merealisasikan tujuan, WHO membuat indikator global untuk pemantauan dan evaluasi yang dicapai tentang sehat untuk semua pada tahun 1986. Indikator tersebut adalah :

1. Perkembangan sosial dan ekonomi

2. Penyediaan pelayanan kesehatan status kesehatan

3. Kesehatan sebagai objeck atau bagain dari perkembangan sosial ekonomi.

Pemimpin perawat yang menjadi kunci dalam mencetuskan usaha perawatan PHC adalah Dr. Amelia Mengny Maglacas pada tahun 1986.

C. KONSEP PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan essensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut serta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik.

D. TUJUAN PHC

1. TUJUAN UMUM

Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.

2. TUJUAN KHUSUS

a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan pendudukan yang dilayani

b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani

c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani

d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber – sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

E. FUNGSI PHC

1. Pemeliharaan kesehatan

2. pencegahan penyakit

3. diagnosis dan pengobatan

4. pelayanan tindaj lanjut

5. pemberian sertifikat

F. TIGA UNSUR UTAMA PHC

1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan

2. melibatkan peran serta masyarakat

3. melibatkan kerjasama lintas sektoral

G. LIMA PRINSIP DASAR PHC

1. Pemerataan upaya kesehatan

2. Penekanan pada upaya preventif

3. Menggunakan tehnologi tepat guna

4. melibatkan peran serta masyarakat

5. Melibatkan kerjasama lintas sektoral

H. DELAPAN ELEMENT PHC

1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya

2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi

3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar

4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

5. Immuniasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama

6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat

7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa

8. Penyediaan obat-obat essensial

I. CIRI CIRI PHC

1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat

2. Pelayanan yang menyeluruh

3. Pelayanan yang terorganisasi

4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat

5. Pelayanan yang berkesinambungan

6. Pelayanan yang progresif

7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga

8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah wsatu aspek saja

J. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM PHC

1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan

2. Kerjasama dengan masyarakat, keluaraga dan individu

3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada masyarakat

4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat.

5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.

K. KESIMPULAN

1. PHC merupakan startegi untuk menyajikan pelayanan kesehatan essensial kepada masyarakat

2. Para petugas pada sistem PHC merupakan mitra dalam berbagai kegiatan bersama-sama dengan anggota masyarakat

3. PHC menandaskan pelayanan kesehatan yang terbayar, bisa dijangkau, tersedia dan bisa diterima

4. Pengkajian masyarakat, menentukan prioritas kesehatan. Implementasi aktifitas melaksanakan evaluasi merupakan aspek-aspek perawatan kesehatan masyarakat yang dipakai PHC

5. Menghimbau masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri, menyiapkan diri untuk mendapatkan kesempatan mekasanakan perawatan sendiri dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan dan sosial.

6. Memberikan penyuluhan kepada penduduk mengenai perkembangan kesehatan dan sosial untuk membantu diri mereka meraih perawatan mandiri, mengambil keputusan sewndiri dan mempercayai diri sendiri.

7. Target dari PHC adalah seluruh masyarakat dan bukan individu.

8. PHC Berbeda dengan pelayanan primer. Pelayanan primer merupakan komponen dari PHC

9. Para petugas kesehatan masyarakat berpartisipasi dalam implementasi PHC

10. TIM PHC terdiri dari perawat, dokter, gigi, apoteker, penyuluhan kesehatan, ahli sanitasi dan ahli diet.

11. Perawat yang efektif dari sistem PHC bekerja dekat dengan penduduk, masyarakat dengan sumber-sumebr dan dengan profesional-profesinal lain di masyarakat yang bersangkutan.

12. Perawat di tim PHC membutuhkan kepemimpinan yang disertai ketrampilan manajemen.

10:23 AM | 0 comments

MODEL – MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS

DEFINISI :

Model : gambr Deskriftif dr sebuah praktik yg bermutu yg mewakili sesuatu yang nyata.

Ada tiga komponen dasar dari praktek :

  1. Keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.

  2. Tujuan praktek. ---memberian pelayanan sesuai kebutuhan klien

  3. Pengetahuan dan ketrampilan.----ut mengembangkan upaya tercapai tujuan

Macam –macam Model Konseptual (MK) keperawatan antara lain :

  1. MK Florence Nightingale`s ( 1859)—Environmental Model.
  2. MK H.E Peplau ( 1952 )—Interpersonal Relation in Nursing Model
  3. MK Virginia Hederson ( 1966)—Need Based Model
  4. MK I.J Orlando ( 1972)—The Dynamic Nurse-Patient Relationship .
  5. MK Madeleine Leinenger ( 1978)—Cultural Care Theory
  6. Mk Jean Watson ( 1979) –Theory of Nursing
  7. MK Nola Pender ( 1982)—Health Promotion Model
  8. MK Martha Rogers ( 1970)—The Science of Unitary Human Beings

  9. MK Dorothea Orem ( 1971)—Self Care Model
  10. 10 MK Imogene M. King`s (1971) --- Model Sistem
  11. 11 .MK Betty Neuman ( 1972 )---Health Care System Model
  12. 12 .MK Sr. Callista Roy ( 1976)—Adaptation Model or Nursing
  13. 13. MK Dorothy Johnson (1968)—Model Sistem Tingkah Laku

Diantara model-model yang paling besar aplikasinya pada perawatan kesehatan masyarakat adalah : Model Orem, King, Roy, Neuman,Roger dan Jonhson

MODEL KONSEPTUAL DOROTHEA OREM ( SELF CARE MODEL)

Model perawatan diri sendiri / self care ---tdr dr aktivitas dimana seorang individu melakukan sesuatu utk dirinya dlm mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan.

Kebutuhan dasar menurut Orem :

  1. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan udara, 2 air, 3 Makanan

  1. Pemeliharaan proses eliminasi

  2. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.

  3. ____sda______ antara kesendirian dengan interaksi sosial

  4. Pencegahan resiko pd kehidupan mns dan keadaan sehat manusia

  5. Perkembangan dlm klp sosial sesuai dgn potensi, pengtahuan dan keinginan

clip_image001

“ Jika permintaan Pelayanan diri lebih besar dibandingkan dengan fasilitas pelayanan diri, maka akan timbul deficit pelayanan diri “

Ada tiga macam kebutuhan self care :

  1. Universal---self care utk kebut. Fisiologis dan psikososial.
  2. Developmental--- self care utk pemenuhan kebut. Perkembangannya
  3. Health Deviation---self care yg dibutuhkan saat individu mengalami penyimpangan dari keadaan sehat

Kategori bantuan self care adalah :

  1. Wholly Compensatory—Bantuan scr keseluruhan bagi klien .
  2. Partially Compensatory—Bantuan sebagian yg dibutuhkan klien
  3. Supportive Educative---Dukungan pendidian kesehatan.

MODEL KONSEPTUAL IMOGENE M. KING ( SYSTEM MODEL)

o Komunitas mrp suatu sistem yg terdiri dari sub sistem keluarga dan supra sistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas .

o Klg sebagai sub sistem komunitas mrp sistem terbuka dimana tjd hub. Timbal balik antara klg dgn komunitas, yg sekaligus sebagai umpan balik.

o King--Kerangka kerja konseptualnya terdiri dari tiga Sub Sistem :

1. Sistem Personal – Tdr atas konsep mengenai persepsi dirinya, pertumbuhan & Perkembangan, body image, jarak dan waktu.

2. Sistem Interpersonal—Mengenai interaksi mns, masy., transaksi, peran dan stress.

3. Sistem Sosial –-Organisasi, otoritas, kekuatan, status & pembuatan keputusan

o Tujuan akhir perawatan (King`1981) ” manusia berinteraksi dgn lingk. Yg mengantarkan pd suatu eadaan sehat bagi individu yg memiliki kemampuan ut berfungsi didlm peran-peran sosial ”

MODEL KONSEPTUAL CALLISTA ROY (ADAPTATION MODEL )

Adl “ Bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dgn cara mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku mal adaptif.”

© Empat cara mengefektifkan adaptasi adalah (1) kebutuhan fisiologis, (2) konsep diri, (3) fungsi peran dan (4) saling ketergantungan .

© Proses keperawatan tdr dr : pengkajian tingkat pertama, dan kedua, identifikasi masalah, diagnosa keperawatan, menyusun prioritas, menetapkan tujuan, intervensi dan evaluasi.(Roy, 1984)

© Pengkajian tingkat pertama : tingkah laku klien pd tiap –tiap cara adaptif diobservasi dan diuraikan

© Pengkajian tingkat kedua : perawat mengidentifikasi faktor – faktor fokal, kontekstual dan residual yang mempengaruhi tingah laku klien

© Rangsangan Fokal –menimbulkan situasi seperti stress, perlukaan atau kesakitan yang mengenai individu

© Rangsangan Kontekstual faktor lain yang ada seperti pergaulan keluarga atau lingkungan keluarga.

© Rangsangan Residual – faktor yg mempengaruhi yg berasal dari latar belakang klien ;kepercayaan, sikap, pengalaman dan pembawaan .

© Kekuatan dari model ini adalah :

  1. Kebanyakan dari terminologi sudah dikenal

  2. Proses perawatan serupa dgn standart dr pengkajian s.d. evaluasi

  3. fokusnya pada tingkah laku yang adaptaif

  4. Ditekankan pada pengkajian thd kebutuhan psikososial

  5. Sudah diterapkan dalam praktik, pendidikan dan riset.

© Kekurangan dari model ini adalah :

1. Jenis adaptasi yang tumpang tindih ( konsep diri,fungsi peran saling ketergantungan)

2. Penentuan tingkah laku adaptif dan mal adaptif sangat ditentukan oleh sistem nilai yang ada.

MODEL KONSEPTUAL BETTY NEUMAN (HEALTH CARE SISTEM MODEL )

© NUEMAN memberikan penekanan pada penurunan stress dgn cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat fleksibel; normal dan resisten

© Sehat adl Suatu keseimbangan bio-psiko-sosio kultural dan spritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten

© Askep ditujukan untuk mempertahanan keseimbangan tersebut dengan fokus pada empat intervensi yaitu : Intervensi yang bersifat promosi, prevensi, kuratif dan rehabilitatif.

MODEL KONSEPTUAL IMOGENE M. KING ( SYSTEM MODEL)

o Komunitas mrp suatu sistem yg terdiri dari sub sistem keluarga dan supra sistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas .

o Klg sebagai sub sistem komunitas mrp sistem terbuka dimana tjd hub. Timbal balik antara klg dgn komunitas, yg sekaligus sebagai umpan balik.

o King--Kerangka kerja konseptualnya terdiri dari tiga Sub Sistem :

1. Sistem Personal – Tdr atas konsep mengenai persepsi dirinya, pertumbuhan & Perkembangan, body image, jarak dan waktu.

2. Sistem Interpersonal—Mengenai interaksi mns, masy., transaksi, peran dan stress.

3. Sistem Sosial –-Organisasi, otoritas, kekuatan, status & pembuatan keputusan

o Tujuan akhir perawatan (King`1981) ” manusia berinteraksi dgn lingk. Yg mengantarkan pd suatu eadaan sehat bagi individu yg memiliki kemampuan ut berfungsi didlm peran-peran sosial

MODEL KONSEPTUAL CALLISTA ROY (ADAPTATION MODEL )

Adl “ Bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dgn cara mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku mal adaptif.”

© Empat cara mengefektifkan adaptasi adalah (1) kebutuhan fisiologis, (2) konsep diri, (3) fungsi peran dan (4) saling ketergantungan .

© Proses keperawatan tdr dr : pengkajian tingkat pertama, dan kedua, identifikasi masalah, diagnosa keperawatan, menyusun prioritas, menetapkan tujuan, intervensi dan evaluasi.(Roy, 1984)

© Pengkajian tingkat pertama : tingkah laku klien pd tiap –tiap cara adaptif diobservasi dan diuraikan

© Pengkajian tingkat kedua : perawat mengidentifikasi faktor – faktor fokal, kontekstual dan residual yang mempengaruhi tingah laku klien

© Rangsangan Fokal –menimbulkan situasi seperti stress, perlukaan atau kesakitan yang mengenai individu

© Rangsangan Kontekstual faktor lain yang ada seperti pergaulan keluarga atau lingkungan keluarga.

© Rangsangan Residual – faktor yg mempengaruhi yg berasal dari latar belakang klien ;kepercayaan, sikap, pengalaman dan pembawaan .

© Kekuatan dari model ini adalah :

1. Kebanyakan dari terminologi sudah dikenal

2. Proses perawatan serupa dgn standart dari pengkajian s.d. evaluasi

3. Fokusnya pada tingkah laku yang adaptif

4. Ditekankan pada pengkajian thd kebutuhan psikososial

5. Sudah diterapkan dalam praktik, pendidikan dan riset.

© Kekurangan dari model ini adalah :

1. Jenis adaptasi yang tumpang tindih ( konsep diri, fungsi peran saling ketergantungan)

2. Penentuan tingkah laku adaptif dan mal adaptif sangat ditentukan oleh sistem nilai yg ada.

MODEL KONSEPTUAL BETTY NEUMAN (HEALTH CARE SISTEM )

© NUEMAN memberikan penekanan pada penurunan stress dgn cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat fleksibel; normal dan resisten

© Sehat adl Suatu keseimbangan bio-psiko-sosio kultural dan spritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten

© Askep ditujukan untuk mempertahanan keseimbangan tersebut dengan fokus pada empat intervensi yaitu : Intervensi yang bersifat promosi, prevensi, kuratif dan rehabilitatif.

MODEL KONSEPTUAL MARTHA ROGERS (MANUSIA SBG UNIT/KESATUAN MODEL )

© Mns mrp satu kesatuan yg utuh yg memiliki sifat dan karakter yang berbeda.

© Mns selalu berinteraksi dgn lingk. Yg saling memepengaruhi dan dipengaruhi, yg berbeda antara individu satu dgn yg lain.

© Proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yg tdr dr Integritas / mns dgn lingk mrp satu kesatuan , Resonansi / mns dgn lingk seirama yg bervariasi, Helicy / interaksi mns dgn lingk akan tyerjadi perubahan baik scr perlahan maupun cepat.

© Pengkajian keluarga meliputi kategori : sub sistem individu, pola interaksi, karakteristik unik dari keseluruhan dan kesesuaian antar lingkungan.

© Kekuatan model ini adalah

1. Penekanan pada konteks total dr jagat raya

2. Penekanan pd efek lingk thd kesh. Seseorang

MODEL DOROTHY JONHSON (MODEL TINGKAH LAKU )

© Seseorang dpt dipandang sbg sebuah sistem tingkah laku seperti tubuh manusia dipandang sbg sebuah sistem biologis

© Sistem tingkah laku tdr dr tujuh subsistem ;

(1) Pencapaian, mrp tingkat pencapaian prestasi melalui ketrampilan yang kreatif

(2) Perhubungan(afiliasi), pencapaian hubungan dengan lingk yang adekuat

(3) Penyerangan(agresi), Koping terhadap ancaman di lingkungan

(4) Ketergantungan, sistem perilaku dlm medap[atkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan

(5) Eliminasi,pengeluaran sampah yg tdk berguna scr biologis

(6) Ingesti, sumber dlm memelihara integritas serta mencapai kesenangan pencapaian pengakuan lingk.

(7) Seksualitas, pemenuhan kebt. Dicintai dan mencintai

© Tujuan tindk kepert---Utk memperbaiki, mempertahankan, atau mencapai keseimbangan dan stabilitas sistem tingkah laku pd tingkatan setinggi mungkin pada individu.

© Variabel yg perlu diidentifikasi dari ketidakadekuatan tingkah laku a.l:

1. Insuffisiensi ( ketidakcukupan)----menandakan sub sistem tidak berFX

2. DisCrepancy ( Ketidaksesuaian) --TL tdk mencapai tu7an yg ditetapkan

3. InCompatibilitas (ketidakcocokan)—TL dari dua subsistem terjadi konflik

4. Dominance ( kekuasaan)—TL pd subsistem digunakan lebih banyak dari sub sistem yg lain.

© Empat cara intervensi keperawatan agar TL adekuat :

1. Membatasi atau memberi batasan TL

2. Mempertahankan atau melindungi dari stressor negatif

3. Menghambat atau menekan respons yd tdk efektif

4. Memudahkan atau memberi pemeliharaan dan rangsangan

10:21 AM | 0 comments

ETIKA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

Written By info download on 20.10.08 | 12:46 PM

DEFINISI

Etik = Ethics = Ethos = adat, kebiasaan, perilaku, karakter.Adl ilmu yg mempelajari ttg apa yg baik dan buruk scr moral.

Adl ilmu – kesusilaan – sepatutnya mns hidup – dlm masy – bdsr aturan / prinsip – tingkah laku yg benar.

Etika keperawatan : alat utk mengukur perilaku moral dlm kepwt. (berdsr kode etik yg berlaku)

Etika keperawatan kesehatan komunitas : adl pengambilan keputusan bdrskan moral,pengetahuan ttg hak kliendan tgg jwb profesi.


TUJUAN ETIKA PROFESI KEPERAWATAN

  1. Menciptakan kepercayaan klien pd perawat
  2. Menciptakan kepercayaan pada sesama perawat
  3. Menciptakan kepercayaan masy pd profesi perawat

Aliran yg Berhubungan Dengan Etika

  1. Aliran Diskriptif --- yg memberi gmbr dan penjelasan bgmn mns berperilaku dlm ling atau dlm masy utk satu 7an.
  2. Aliran Normatif ---- perilaku benar atau salah diukur dgn norma
  3. Aliran Pluralisme ---- Suatu tindakan etis diukur berdsr kekomplekkan situasi yg dihadapi.

KODE ETIK KEPERAWATAN, PRINSIP DAN FUNGSI KODE ETIK

KODE ETIK KEPERAWATAN

Kode Etik Keperawatan (KEK)---bagian ddr etika kesh, tlh disusun oleh DPP PPNI melalui Munas PPNI di Jkt pd tgl 29 November 1989.KEK tdr dr 4 bab 16 pasal.

Bab 1 : Tgg jwb perawat thd klien, tdr dr 4 pasal.

Bab 2 : Tgg jwb perawat thd tugas, tdr dr 5 pasal.

Bab 3 : Tgg jwb perawat thd sejawat, tdr dr 2 pasal.

Bab 4 : Tgg jwb perawat thd profesi, trd dr 4 pasal.

Bab 5 : Tgg jwb perawat thd Negara, tdr dr 2 pasal.

KEK mnt American Nurse Association ( ANA)

  1. Perawat melayani dengan penuh hormat thd klien
  2. Perawat melindungi hak dan privacy klien
  3. Perawatt melindungi publik/klien dr praktik yang ilegal
  4. Perawat memikul tgg jwb atas tindakan keperawatan scr individu
  5. Perawat memelihara kompentensi keperawatan
  6. Perawat melaksanakan pertimbangan menggunakan kompentensi dan kualifikasi individu dlm menjalankan tugas.
  7. Perawat turut serta beraktifitas dlm membantu pengembangan profesi.
  8. Perawat turut serta dlm meningkatkan standart keperawatan
  9. Membantu upaya profesi utk mnedukung Yankes yg berkualitas
  10. Turut serta melindungi publik dr informasi dan gambaran yg salah.
  11. Perawat bekerjasama dengan profesi kes lain dan publik dlm meningkatkan upaya memenuhi kes publik

KEK Mnt International Council Nurse ( ICN)

Adl Federasi perhimpunan Perawat nasional di seluruh dunia yg didirikan tgl 1 Juli 1899 olh Mrs. Bedford Fenwich di Hanover Square, London dan direvisi pd tahun 1973. Uraian KEK adal sbb:

  1. Tgg Jwb Utama Perawat, adalah :
    1. Meningkatkan kes
    2. Mencegah timbulnya penyakit
    3. Memelihara Kes, dan
    4. Mengurangi penderitaan
  2. Perawat individu dan anggota kelompok masyarakat, tgg jwb perawat adl melaksanakan askep sesuai kebutuhan masy.
  3. Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan, brtgg jwb thd standart praktik keperawatan
  4. Perawat dan Lingkungan masyarakat, perawat memprakarsai pembaharuan
  5. Perawat dan sejawat
  6. Perawat dan profesi keperawatan

Prinsip Dasar Kode etik Adl menghargai hak dan martabat manusia.

Dlm menghadapi mas bersifat etis / moral. Perawat hrs bertanya pd diri sendiri.

Bagaimana pengaruh tindakan saya thd klien ,thd tim kerja, diri sendiri dan profesi .

Fungsi Kode Etik ; mnt Kozier & Erb, 1990 antara lain :

1. Etik berhub. Dgn standart profesi utk melindungi perawat dan klien

2. Kode Etik sbg alat penyusun Standart Praktik Profesional

3. Mrp Pedoman dlm melaksanakan tindakan & hrs diterima sbg nilai pribadi bagi anggota

4. memberi kerangka pikir pd anggota profesi utk membuat keputusan.

Mnt Hypocrates, Kode etik berfungsi :

1. Menghindari ketengangan antara manusia

2. Memperbaiki status kepribadian

3. Menopang pertumbuhan dan perkembangan pribadi

PRINSIP DASAR DAN ETIKA DLM KESH. KOMUNITAS

  1. PRINSIP DASAR DLM KEP KES KOMUNITAS

a. Klg adl unit utama dlm yankesmas

b. 4 tingkat sasaran yankesmas: individu, klg, klp khusus dan masy.

c. Perawat bekerja atas PSM dlm menyelesaikan mas kesh

d. Menekankan upaya promotif & preventif tanpa lupa kuratif & rehabilitatif

e. Dasar yankes Problem Solving Approach

f. Kegiatan utama : masy baik yg sehat maupun yg sakit

g. Tujuan : meningkatkan fungsi kehidupan—derajat kes yg optimal

h. Penekanan : pembinaan perilaku sehat

i. Bekerja secara team bukan individu

j. Peningkatan kesehatan

k. Home visit ---membantu mengatasi mas klien

l. Penkes mrp kegiatan utama

m.Pelaksanaan kesmas mengacu pd sistem yankes yg ada

n. Pelaksanaan Askep kom dilakukan di Puskesmas, panti, sekolah & klg

  1. PRINSIP ETIKA DLM KEP KES KOM
    1. Prinsip Kebaikan ----mempertimbangkan bahaya dan keuntungan
    2. Prinsip Autonomi---- Individu bebas menentukan tindakan atau keputusannya.
    3. Prinsip kejujuran / Veracity –mrp dasar terbinanya trust.
12:46 PM | 0 comments

PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Written By info download on 15.10.08 | 11:27 AM

©      PERKESMAS---mrp gab ilmu kepwt, ilmu kes masy dan ilmu sosial(WHO, 1959)

©      PROSES KEPERAWATAN--- serangkaian perbuatan / tindakan utk menetapkan, merencnakan & melaksanakan  pelayanan keperawatan--- dlm rangka membantu klien dlm mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin.

©       PROSES KEP KOM---mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yg emmerlukan pelayanan askep.

©      TUJUAN & FX PROSES KEPWT

o       Agar diperoleh hasil askep kom yang  bermutu, efektif dan efisien—sesuai kebuth masy

o       Meningkatkan satus esh masy.

©      Fungsi

  1. Memberikan pedoman & bimbingan yg sistematis dan ilmiah---dlm memecahkan masalah klien melalui askep kom.

  2. Masy medptkan yan yg optimal—sesuai kebutuhannya

  3. Askep dgn pendekatan pemecahan mas, komunikasi yg efektif, melibatkan PSM

  4. Masy bebas mengemukaan pendapat sesuai permasalahannya—penanganan b& pelayanan yg cepat dan tepat

 

©      LANGKAH – LANGKAH PROSES KEPERAWATAN

1.      MNT PERKESMAS DEPKES RI

PROSPER dibagi dlm empat tahap yaitu;(1)Indentifikasi, (2) Pengumpulan Data, (3) Rencana dan kegiatan, serta (4) Penilaian

2.      MNT FREEMAN dibagi dlm enam tahap yakni;(1)membina hub saling percaya dgn klien, (2) Pengkajian, (3) Penentuan Tujuan bersama klg dan orang terdekat klien, (4) merencanakan tindakan bersama klein, (5) melasanaan kegiatan sesuai rencana, dan (6) hasil evaluasi.

3.      MNT BAILON terbagi mjd empat tahap yaitu;(1)Pengkajian, (2) Perencanan, (3) Implementasi, dan (4) Evaluasi

4.      Secara umum ada lima tahap yakni ;(1)Pengkajian,(2) Diagnosa keprwt, (3) Perencanaan,(4)Pelaksanaan, dan (5) Evaluasi

 

1.      TAHAP PENGKAJIAN

Adl upaya pengumpulan data scr lengkap yg menyangkut permasalahan Masy.

Ada lima kegaiatan pada tahap ini yakni ;1. Pengumpulan data, 2. Pengolahan data, 3. Analisis data, 4. Perumusan masalah/ penentuan masalah kesh masy, dan    5. Prioritas masalah.

4)      PENGUMPULAN DATA

              Kegiatan pengkajian yg dilakukan dlm pengumpulan data meliputi :

a.      Data Inti

1).Riwayat atau sejarah perkembangan Komunitas

2).Data Demografi

3) Vital Statistik

4) Status Kesehatan Komunitas

      

b.      Data Lingkungan Fisik

1). Pemukiman---luas, bentuk, jenis, atap, dinding, lantai, ventilasi, cahaya.

2). Sanitasi---MCK, Air bersih, Pembuangan Limbah, Polusi, dll

3). Fasilitas---sarana prasarana umum

4). Batas-batas Wilayah

5).Kondisi geografis

 

   c.  Pelayanan Kesehatan dan Sosial 

 1). Pelayanan Kesehatan;lokasi,SDM,Jumlah Kunjungan, Sistem rujukan.

 2). Fasilitas Sosial (Pasar,Toko,Swalayan)—Lokasi, kecukupan

 

              d..Ekonomi---Jenis Pekerjaan, penghasilan, pengeluaran, Jumlah pekerja 

                       dibawah umur, dewasa, lansia

 

e.       Keamanan dan Transfortasi

f.        Politik dan pemerintahan

g.       Sistem komunikasi

h.       Pendidikan

i.         Rekreasi

 

 

2.      PENGOLAHAN DATA

              Cara pengolahan data, adalah :

a.       Klasifikasikan data atau Kategorisasi data

b.      Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan Telly

c.       Tabulasi data

d.      Interprestasi data

 

3.      ANALISA DATA

Tujuan analisis data adalah :

a.       Menetapkan kebutuhan masyarakat

b.      Menentapkan kekuatan

c.       Mengidentifikasi pola respon masyarakat

d.      Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

4.      PENENTUAN MASALAH ATAU PERUMUSAN MASALAH

  Untuk memberikan tindakan yg sesuai dgn kebutuhan

 

5.      PRIORITAS MASALAH

   Kriteria dlm prioritas masalah :

1.      Perhatian masy. Thd masalah

2.      Prevalensi kejadian

3.      Berat ringannya masalah

4.      Kemungkinan masalah untuk diatasi

5.      Tersedianya Sumber daya masy.

6.      Aspek Politis.

 

Selain kriteria diatas dpt menggunakan hirarki maslow yaitu :

1.      Keadaan yang mengancam jiwa

2.      Keadaan yang mengacam kesehatan

3.      Persepsi ttg kesehatan dan keperawatan

 

FORMAT PRIORITAS / PENAPISAN DLM KEP KOMUNITAS

  1. Format A Mnt Mueke 

DX Kepwt. Kom

KRITERIA PENAPISAN

 

 

 

 

 

 

TERSEDIA SUMBER

 

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

1. Dx no 1

4

5

4

3

4

4

3

3

4

4

5

4

47

2. DX no 2

5

5

5

4

5

5

5

5

5

5

4

5

58

3. DX no 3

3

4

4

4

4

5

4

3

3

2

1

1

37

Keterangan :

  1. Sesuai dgn peran perawat kom.

  2. Jumlah yg beresiko

  3. Besarnya resiko

  4. Kemungkinan utk pen kes

  5. Minat masyarakat

  6. Kemungkinan utk diatasi

  7. Sesuai program pemerintah

  8. Sumber daya tempat

  9. Sumber daya waktu

  10. Sumber daya dana

  11. Sumber daya peralatan

  12. Sumber daya manusia

  13. Jumlah score

Score : 0 – 5

0 : Paling rendah

5 : Paling tinggi


 

2.          TAHAP DIAGNOSIS KEPERAWATAN

DX Kepr adlrespon individu thd masalah kesehatan baik yang aktual mapun yg potensial/ resiko.

 Dx keperawatan mengandung komponen utama yaitu :

©      Problem / masalah    : adl kesenjangan atau penyimpangan dr keadaan normal.

©      Etiologi / penyebab   : adl penyebab yg dpt memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yg meliputi ;

o       Perilaku ind. Klg, klp, dan masy.

o       Lingkungan ;fisik,biologis,psikologis dan sosial

o       Interaksi perilaku dan lingkungan

o       Informasi yg perlu utk merumuskan DX

o       Serangkain petunjuk tibulnya masalah.

©      Sign atau  symtom/ tanda atau gejala ; adl tanda tanda atau gejala yg dirasakan berkaitan dengan masalah dan penyebab masalah yang dirasakannya.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS MNT LOGAN & DAWKINS, 1986

FORMAT MELIPUTI :

Diagnosis Resiko    : ---------( Masalah )

Diantara             : --------(Komunity/ daerah yg terkena )

Sehubungan dengan  :--(Karakter masy dan lingkungannya )

Yang dimanifestasikan oleh : --( Indikator kesehatan / analisa dat )

 

CONTOH : DX Keperawatn Komunitas

Resiko timbulnya penyakit Diare Di RW 01 Kelurahan Mojosongo sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan yang dimanifestasikan dengan :

1. Letak kandang didalam rumah 1.51%

2. Sistem pembuangan air limbah sembarangan 5.71%

3. Dan seterusnya...

Keterangan

Diagnosis Resiko          : Resiko timbulnya penyakit Diare

Diantara                       : Di RW 01 Kelurahan Mojosongo

Sehubungan dengan    : Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara  lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan Yang dimanifestasikan oleh :

1. Letak kandang didalam rumah 1.51%

2. Sistem pembuangan air limbah sembarangan 5.71%

3. Dan seterusnya...

 

3.          TAHAP PERENCANAAN KEPERAWATAN

Adl penyususnan rencana tindakan kepewt.yg aan dilaksanakan utk mengatasi masalahsesuai Dx dgn tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.

Rencana keperawatan mencakup : 1. Perumusan tujuan; 2. Rencana tindakan kepr;dan 3.Kriteria hasil


1.      Perumusan Tujuan

Kriteria perumusan tujuan a.l :

©      Berfokus pada masy.

©      Jelas dan singkat

©      Dapat diukur dan diobservasi

©      Realistik

©      Ada target waktu

©      Melibatkan peran serta masy.

Selain itu dalam perumusan tujuan :

©          Dibuat berdasarkan goal

©          Perilaku yg diharapkan berubah

©          Specific, dpt diukur, dpt dicapai, relevan, waktu tertentu, berkelanjutan.

 

Dalam pencapaian tujuan menggunakan formulasi kriteria yg mencakup :

T = S + P + K.1 + K.2

T : Tujuan          P          : Predikat

S : Subyek         K.1       : Kondisi            

K.2    : Kriteria

 

Contoh : Mahasiswa PSIK USS  melaksanakan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas di desa Andong, Boyolali membuat MCK melalui swadaya masyarakat secara gotong royong dalam jangka waktu  1.5 Bulan.

Subyek         : Mahasiswa PSIK USS 

Predikat        : Membuat MCK

Kondisi         : Swadaya masyarakat secara gotong royong

Kriteria         : Waktu  1.5 Bulan.

 

3.      Rencana Tindakan Keperawatan.

Langkah langkah dlm perencanaan tindakan :

a.       Identifikasi dlm perencanaan tindakan kepert.

b.      Tetapkan tehnik dan prosedur yg akan digunakan

c.       Melibatkan PSM

d.      Pertimbangkan SDM dan Fasilitas yg ada

e.       Dpt memenuhi kebutuhan masy

f.        Mengarah pd tujuan yg akan dicapai

g.       Harus realistik

h.       Disusun scr berurutan.

 

4.Kriteria Hasil utk Penilaian Tujuan

1.  Menggunakan kata kerja yg tepat

2.  Dapat dimodifikasi

3.  Bersifat spesifik; siapa yg melakukan, apa yg dilakuan,dimana, kapan, bagaimana, frekuensinya berapa ?.

4. PELAKSANAAN ASKEP

    Adl mrp tahap realisasi dari rencana yg telah dususun.

    Prinisp umum yg digunakan dlm implementasi keperawatan komunitas adl :

  1. Inovatif

Perawat---- berwawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan Iptek berdasar Imtaq

  1. Integrated--- mampu bekerjasama dengan tima kes lain, ind,klg,klp dan masy. Dgn berazaskan kemitraan

  2. Rasional---hrs menggunakan pengetahuan scr rasional

  3. Mampu dan madiri---mempunyai kemandirian dlm melaksanakan askep serta kompeten

  4. yakin dan percaya serta optimis dalam pelaksanaan askep.

 Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan

  1. Keterpaduan antara biaya, tenaga waktu, lokasi, sarana dgn playanan kesh.

  2. Keterlibatan petugas kesehatan yg lain, kader, toma formal/ informal

  3. Setiap tindakan ada catatan / pendokumentasiaannya.

  4. Adaya penyelenggaan sistem rujukan.

5.      EVALUASI / PENILAIAN

Kegiatan yang dilakukan dalam evaluasi (Nasrul Effendy,1998)

       1.Membandingkan hasil tindakan dgn tujuan yg telah ditetapkan

2.      Menilai efektifitas proses perawatan mulai dr pengkajian s.d. pelaksanaan.

3.      Hasil penilaian keperawatan digunakan sbg bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

 

Hasil Evaluasi :

Ada tiga kemungkinan dlm hasil evaluasi :

2.             Tujuan tercapai

3.             Tujuan tercapai sebagian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

11:27 AM | 0 comments

Download Askep Format PDF

Tambahan Duit

Download Askep Format MS. Word